Rabu, 09 Oktober 2013

PEMERIKSAAN KETAJAMAN PENGLIHATAN



Visus (Tajam Penglihatan)
Uji visus adalah upaya untuk mengetahui ketajaman penglihatan berupa angka perbandingan yang menggambarkan kemampuan penglihatan pasien yang diuji bila dibandingkan dengan penglihatan orang normal.
Alat yang dipakai sebagai obyek tes untuk uji visus adalah Optotip / Snellen yaitu berupa kartu besar atau papan yang berisi huruf/angka/gambar/simbol dalam berbagai ukuran (tertentu) yang disusun urut dari yang terbesar di atas, makin kebawah makin kecil. Setiap ukuran huruf diberi kode angka yang dipakai untuk menilai kemampuan penglihatan pasien yang diuji. Dalam penulisan kode - kode tersebut, ada 3 standar notasi yang sering digunakan, yaitu notasi metrik (Belanda), notasi feet (Inggeris/imperial), dan notasi desimal (Amerika). Notasi metrik bisa dikenali dengan nilai pembilang yang umumnya 6 (6/…), feet dengan nilai 20 (20/…) dan desimal, sesuai dengan namanya, notasinya berbentuk bilangan desimal (0,…). Ukuran huruf terbesar pada optotip, umumnya berkode 6/60 atau 20/200 atau 0,1.
Penempatan optotip sebaiknya berada di area yang penerangannya bagus namun tidak menimbulkan efek silau. Akan sangat bagus bila ditempatkan di bawah downlight yang cukup terang, dalam ruang yang penerangannya redup.
Cara pengujiannya
Tempatkan diri anda sejauh 6 meter (20 feet) dari optotip
Tutup sebelah mata  dengan tangan (jangan dipejamkan)
Amati huruf- huruf (atau angka, atau simbol)  pada optotip secara urut dari yang terbesar. Perhatikan baris huruf terkecil yang masih mampu anda lihat dengan jelas, lihat kodenya. Jika anda masih mampu melihat dengan jelas huruf - huruf yang berkode 6/30, dan baris huruf di bawahnya tidak mampu lagi, berarti nilai ketajaman penglihatan anda adalah 6/30. Angka 6 menyatakan jarak anda dengan optotip (jarak periksa) yaitu 6 meter, sedangkan angka 30 menyatakan bahwa huruf tersebut masih bisa dilihat dengan jelas oleh penglihatan normal dari jarak 30 meter. Ini bisa dikatakan bahwa anda memiliki tajam penglihatan sebesar 6/30 atau 1/5 (atau 20%) dari penglihatan normal.
Lakukan untuk mata yang sebelah lagi, dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
 Mengapa tidak dilakukan dengan kedua mata terbuka secara bersamaan? Karena ada kemungkinan terjadi perbedaan kemampuan antara mata kiri dengan yang kanan, jadi harus dilakukan penilaian sendiri - sendiri untuk mata kanan dan kiri. Penglihatan yang normal akan memiliki skor 6/6 (20/20 dalam notasi feet) yang berarti mampu melihat jelas huruf - huruf yang berkode 6/6 (20/20 dalam notasi feet) pada optotip.
Jika orang yang diuji penglihatannya tidak mampu melihat huruf/angka/simbol terbesar pada optotip, pengujian tajam penglihatan akan dilakukan dengan cara menghitung jari tangan pemeriksa yang diposisikan di depan dada. Mula - mula, pemeriksa berdiri sejarak 1 meter dari orang yang diuji dan diminta menyebutkan jumlah jari tangan yang ditunjukkan oleh pemeriksa. Secara berangsur - angsur, pemeriksa mundur sejauh 1 meter hingga orang yang diuji tidak mampu melihat dengan jelas jari - jari tangan pemeriksa. Tentu saja setiap mundur 1 meter pemeriksa harus mengubah jumlah jari yang ditunjukkannya. Jarak terjauh di mana orang yang diuji masih bisa menghitung jari pemeriksa dengan benar, itulah nilai ketajaman penglihatannya. Penglihatan normal mampu melihat jari tangan dengan jelas pada jarak 60 meter. Jika orang yang diuji hanya mampu menghitung jari tangan dengan benar pada jarak 4 meter, maka tajam penglihatannya dinotasikan 4/60, atau ada juga yang menotasikan CF 4 (CF= Count Fingers).
Jika orang yang diuji tidak mampu melihat jari tangan dengan jelas pada jarak 1 meter, pengujian penglihatan dilakukan dengan ayunan/lambaian tangan. Pemeriksa mengayunkan tangan ke atas-bawah atau ke kiri-kanan yang diposisikan di depan dada pemeriksa. Langkah - langkahnya hampir serupa dengan uji hitung jari, hanya orang yang diuji diminta menyebutkan arah goyangan/lambaian tangan pemeriksa. Penglihatan normal mampu mengenal arah goyangan tangan pada jarak 300 meter. Jika orang yang diuji hanya mampu mengenal arah goyangan tangan dari jarak 4 meter, maka tajam penglihatannya dinotasikan 4/300 atau HM 4 (HM= Hand Motion).
Pengujian dengan sorotan cahaya lampu dilakukan jika orang yang diuji tidak mampu mengenal arah goyangan tangan dari jarak 1 meter. Jika orang yang diuji masih mampu merespon adanya cahaya yang diarahkan ke penglihatannya, maka tajam penglihatannya dinotasikan 1/~ atau LP (Light Perception). Jika tidak, maka dinotasikan nol atau NLP (No Light Perception).
Seseorang sudah dinyatakan buta jika tajam penglihatan dengan koreksi terbaiknya hanya mencapai 20/200 atau lebih rendah dari itu.
                                   
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan visus adalah :
a. Sifat fisis mata, yang meliputi ada tidaknya aberasi (kegagalan sinar untuk berkonvergensi atau bertemu di satu titik fokus setelah melewati suatu sistem optik), besarnya pupil, komposisi cahaya, fiksasi objek, dan mekanisme akomodasinya dengan elastisitas musculus ciliarisnya yang dapat menyebabkan ametropia yang meliputi :
1) Myopia, sinar sejajar axis pada mata tak berakomodasi akan memusat di muka retina, sehingga bayangan kabur. Dapat disebabkan oleh :
- axis terlalu panjang
- kekuatan refraksi lensa terlalu kuat
2) Hypermetropia, sinar sejajar axis pada mata yang tak berakomo- dasi akan memusat di belakang retina, sehingga bayangan kabur. Dapat disebabkan oleh :
- axis bola mata terlalu Pendek     
- kekuatan refraksi lensa kurang kuat
3) Astigmatisma, kesalahan refraksi sistem lensa mata yang biasa-nya disebabkan oleh kornea yang berbentuk bujur sangkar atau jarang-jarang, dan lensa yang berbentuk bujur).
b. Faktor stimulus, yang meliputi kontras (terbentuknya bayangan benda yang berwarna komplemennya), besar kecilnya stimulus, lamanya melihat, dan intensitas cahaya.
c. Faktor Retina, yaitu makin kecil dan makin rapat conus, makin kecil minimum separable (jarak terkecil antara garis yang masih terpisah).



mata normal
Gambar Mata Normal

miopi
Gambar Mata Myopi (rabun)

snellen miopi
Gambar Penglihatan Rabun



Hypermetropia1
Gambar Hypermetropia








astigmatism
Gambar Astigmatisma



V = d / D

keterangan,
V = Visus
d = jarak antara optotype dengan subjek yang diperiksa
D = jarak sejauh mana huruf-huruf masih dapat dibaca mata normal

Ketajaman visus dipengaruhi oleh diameter pupil. Aberasi optik pada mata yang menurunkan tajam penglihatan ada pada titik maksimal jika ukuran pupil berada pada ukuran terbesar (sekitar 8 mm) yang terjadi pada keadaan kurang cahaya. Jika pupil kecil (1-2 mm), ketajaman bayangan akan terbatas pada difraksi cahaya oleh pupil. Diameter pupil pada mata yang sehat ada pada kisaran 3 atau 4 mm.
Segala macam bentuk proses patologis pada sistem penglihatan baik pada usia tua yang merupakan periode kritis, akan menyebabkan penurunan tajam penglihatan. Penyebab sering dari turunnya tajam penglihatan adalah katarak, dan parut kornea yang mempengaruhi jalur penglihatan, desease-desease yang mempengaruhi retina seperti degenarasi makular, dan diabetes, desease-desease yang mengenai jaras optik menuju otak seperti tumor dan sklerosis multipel, dan desease-desease yang mengenai korteks visual seperti stroke dan tumor.
           

2 komentar:

  1. Hasil visus mata saya
    jauh mata kanan 6/8, kiri 6'6
    Deket mata kanan 25, kiri 25

    Gmn dok,, apakah itu masih dalam kategori/toleransi normal...??

    BalasHapus